KELAS REPTILIA
( KOMODO )
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Zoologi
Vertebrata
Oleh :
SYIFA
FAUZIAH
1210206109
PENDIDIKAN BIOLOGI / B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW. Karena atas karunia dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Zoologi Vertebrata yang telah
membimbing dan mencurahkan ilmu kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam proses penyusunannya mengalami
berbagai kesulitan. Makalah ini akan membahas tentang Kelas Reptilia (Komodo)
Tetapi sangat dimungkinkan dalam penyusunannya masih banyak
kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam penulisan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan,
demi lebih baiknya karya yang selanjutnya.
Penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum, wr. Wb
Bandung, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.
Pengertian Repiatil............................................................................ 3
B.
Kelas Reptilia.................................................................................... 4
C.
Sejarah Komodo................................................................................ 5
D.
Komodo............................................................................................ 6
E.
Ciri-ciri Komodo............................................................................... 9
F.
Prilaku Makan Komodo.................................................................... 9
G.
Makanan Komodo........................................................................... 11
H.
Reproduksi Komodo....................................................................... 11
KESIMPULAN............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Reptilia berasal dari bahasa Latin: reptum =
melata, yang menunjukkan cara berjalan,iIlmu yang mempelajari hewan reptilia
disebut herpetologi (Yunani: ereptos = reptilia), reptilia merupakan
kelompok Vertebrata yang berdaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya
kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban
tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar, terdapat antara 5000 – 6000
spesies reptil yang telah diketahui.
Salah satu
spesisesnya yaitu Komodo atau Biawak Komodo (Varanus komodoensis),
merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau Komodo,
Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara, Indonesia. Komodo
yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun 1910. Komodo (Varanus
komodoensis) merupakan satu diantara 3 satwa nasional Indonesia. Komodo
sebagai satwa bangsa mendampingi burung elang jawa (satwa langka) dan ikan siluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.Komodo dragon, biawak terbesar dan terunik.
Komodo dalam
bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh masyarakat
setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti Biawak Komodo,
Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo Monitor. Habitat komodo yang
hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa Tenggara yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya
menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Reptilia?
2. Kelas Apa Saja yang Termasuk Kelas Reptilia?
3. Bagaimana Sejarah Komodo?
4. Apa yang dimaksud Komodo?
5. Bagaimana Ciri-ciri Komodo
6.
Bagaimana Prilaku Makan Komodo?
7.
Apa Saja Makanan Komodo?
8. Bagaimana Reproduksi Komodo?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan Reptilia
2. Untuk Mengetahui Kelas apa saja yang Termasuk Kelas Reptilia
3. Untuk Mengetahui Sejarah Komodo?
4. Untuk Mengetahui Lebih jelas tentang Komodo
5. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Komodo
6.
Untuk Mengetahui Bagaimana Prilaku Makan Komodo
7.
Untuk Mengetahui apa saja Makanan Komodo
8. Untuk Mengetahui Sistem Reproduksi Pada
Komodo
BAB II
PEMBAHASAN
A.
REPTILIA
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang
berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan
Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik.
Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo
atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik
secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada
anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia
sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada
reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993).
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya
tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi
atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia.
Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus
dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi
sempurna dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993).
Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada
reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat
antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor
dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin
yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk
mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di
bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada
dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah
melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo
Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan
Ordo Crocodilia. (Zug, 1993).
Pada anggota lacertilia, lidah berkembang baik dan
dapat digunakan sebagai ciri penting untuk identifikasi. Semua reptil memiliki
gigi kecuali pada ordo testudinata. Pada saat jouvenile, reptil memiliki gigi
telur untuk merobek cangkang telur untuk menetas, yang kemudian gigi telur
tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat mencapai dewasa. Beberapa jenis
reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar
atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang.
Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki kelopak mata.
Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak dapat
digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan transparan.
Ciri – ciri umum dari seekor reptilia adalah:
Ø Berjalan
secara melata
Ø Alat
pernafasannya berupa paru – paru
Ø Bersifat
poikiloterm
Ø Reproduksi
secara ovipar ( bertelur), vivipar (beranak), dan juga ovovivipar (bertelur dan
beranak)
Ø Fertilasi
secara internal ( pertemuan antara sperma dan ovum terjadi di dalam tubuh induk
betina)
Selain itu, Ada juga beberapa jenis reptilia yang
kakinya beralat perekat (contohnya cecak). dan pada beberapa jenis mempunyai sepasang
alat tambahan seperti sayap.
B. KELAS REPTILIA
Kelas
Reptil dibagi menjadi 3 ordo yaitu :
1. Ordo Chelonia
Ciri khas dari anggota ordo Chelonia yaitu mempunyai cangkang. Contoh dari
ordo chelonia yaitu penyu. Sistem pencernaanya dimulai dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan kloaka. Sistem ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kandung
kemih dan kloaka.
2. Ordo Squalmata
Ordo
Squalmata terdiri atas 2 sub ordo yaitu Lacertilia dan Ophidia.
a. Lacertilia
§ Mempunyai ekor
yang berfungsi untuk keseimbangan ketika berlari
§ Pada beberapa
anggota lacertilia seperti cicak dapat memutuskan ekornya ketika dalam keadaan
berbahaya.
§ Mempunyai lidah
panjang dapat dijulurkan.
§ Mempunyai gigi
yang berfungsi untuk menjepit mangsa.
§ Sistem
pencernaannya dimulai dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan kloaka.
§ Sistem
respirasinya terdiri atas hidung, rongga hidung, trakea, bronkus,bronkeolus,
dan alveolus.
§ Anggota dari
lacertilia memiliki jantung yang terdiri atas 4 ruangan.
§ Sistem
ekskresinya terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, kloaka.
§ Contoh dari
Lacertilia yaitu kadal.
b. Ophidia
§ Bersisik
§ Tidak mempunyai
kaki
§ Mempunyai
uertebrate yang panjang.
§ Tidak mempunyai
telinga, tetapi mempunyai organ jacobson.
§ Tidak mempunyai
tulang dada, sisik elastis, esofagus besar, rahang tidak menyatu, lambung
besar, otot elastis, dan hanya memiliki satu paru-paru.
Contoh dari Ophidia yaitu Ular.
Contoh dari Ophidia yaitu Ular.
3. Ordo Crocodile
§ Ciri khas dari
anggota crocodile yaitu kulitnya mengandung lempeng zat tanduk.
§ Contoh dari
anggota crocodile yaitu buaya.
C.
Sejarah Komodo
Sekitar 40 juta tahun silam di Asia, muncul spesies
komodo yang dimulai dengan marga veranus, yang kemudian bermigrasi ke
Australia. Selanjutnya 15 juta tahun yang lalu para biawak raksasa ini
kemungkinan bergerak menuju wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang,
karena pertemuan lempeng benua Australia dan Asia Tenggara. Komodo diyakini
berevolusi dari nenek moyang Australia sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan
meluas penyebarannya sampai sejauh Timor.Tentang Komodo Indonesia
Ketika tahun 1910 armada kapal Belanda menemukan
makhluk misterius yang diduga "Naga" mendiami wilayah Kepulauan Sunda
Lesser. Selanjutnya oleh Letnan Steyn Van Hensbroek, seorang penjabat Administrasi
Kolonial Belanda di kawasan Flores temuan ini ditindaklanjuti. Pada tahun 1912,
Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor Tentang Komodo Indonesia | mempublikasikan komodo kepada dunia
lewat papernya. Dalam pemberitaannya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa
" Varanus komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo
Dragon (Naga Komodo). Dipercaya sebagai hewan unik dan langka, pada tahun 1915
pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi.
D.
Komodo
Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan
panjang tubuh dapat mencapai 3 m. Dalam bahasa lokal, komodo disebut sebagai
“ora”. Saat ini distribusi alami komodo, secara endemik terbatas pada lima
pulau di Nusa Tenggara, yaitu Komodo, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, dan
Flores. Keempat pulau pertama tersebut berada dalam kawasan Taman Nasional
Komodo. Penyebaran komodo di Flores yang merupakan pulau terbesar hanya
terbatas pada daerah barat pulau (Wae Wuul) dan sebelah utara pulau (Riung).
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satwa
yang masuk dalam daftar Appendix I Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan dikategorikan
sebagai “vulnerable” atau “rentan” oleh International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Sejak tahun 1986,
komodo ditetapkan sebagai satwa “rare” atau “langka” oleh IUCN Conservation
Monitoring Centre. Oleh pemerintah Indonesian, komodo termasuk satwa
nasional dan dilindungi oleh beberapa aturan perundangan seperti PP Binatang
Liar tahun 1931, SK Menhut No. 301/Kpts-II/1991, and PP No. 7 tahun 1999.
Komodo jantan dewasa dapat tumbuh lebih besar daripada
betina, sehingga pada usia dewasa tersebut, komodo jantan dapat dibedakan
secara visual. Namun akan cukup sulit membedakan antara komodo jantan remaja
dengan komodo betina dewasa, apalagi pada usia yang lebih muda. Sampai saat ini
belum ditemukan ciri fisik yang dapat memastikan perbedaan komodo jantan dengan
betina, terutama pada usia muda. Komodo jantan dewasa terpanjang yang pernah
diukur adalah 3.05 m, sedangkan komodo terberat yang pernah diukur seberat
100.5 kg. Komodo terberat tersebut diukur setelah memangsa rusa. Komodo
diketahui dapat makan sampai 80% berat tubuhnya. Ukuran komodo jantan dewasa
dalam keadaan normal (tidak habis makan) sekitar 50 sampai 60 kg, sedangkan
berat komodo betina jarang yang melebihi 30 kg.
v
Klasifikasi ilmiah Komodo :
Kerajaan : animalia
Filum : chordate
Kelas : reptilian
Ordo : squamata
Upaordo : autarchoglossa
Famili : varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus Komodensis
v
Gambar-gambar Komodo
E. Ciri –ciri Komodo( Varanus
komodoensis)
Di samping mengandung bisa, air liur komodo juga memiliki sekitar
50 jenis bakteri bakteri mematikan; lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29
Gram-positif telah diisolasi dari air liur ini. Membuat gigitan mereka fatal
karena infeksi bakterinya. Biasanya setelah mengigit komodo akan membiarkan
mangsanya dulu sebelum memakannya. Namun tidak seperti hewan lainnya mereka
tahan kepada infeksi bakteri dari gigitan mereka sendiri
Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya
hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama
makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri
mematikan yang hidup di mulut mereka
Reptil purba ini makan dengan cara mencabik potongan besar daging
dan lalu menelannya bulat-bulat sementara tungkai depannya menahan tubuh
mangsanya. Untuk mangsa berukuran kecil hingga sebesar kambing, bisa jadi
dagingnya dihabiskan sekali telan
F. Prilaku Makan
Komodo
Komodo adalah hewan
karnivora. Walaupun mereka kebanyakan makan daging bangkai, penelitian
menunjukkan bahwa mereka juga berburu mangsa hidup dengan cara mengendap-endap
diikuti dengan serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu tiba di
dekat tempat sembunyi komodo, hewan ini segera menyerangnya pada sisi bawah
tubuh atau tenggorokan Komodo dapat menemukan mangsanya dengan menggunakan
penciumannya yang tajam, yang dapat menemukan binatang mati atau sekarat pada
jarak hingga 9,5 kilometer.
Reptil purba ini makan dengan cara mencabik
potongan besar daging dan lalu menelannya bulat-bulat sementara tungkai
depannya menahan tubuh mangsanya. Untuk mangsa berukuran kecil hingga sebesar
kambing, bisa jadi dagingnya dihabiskan sekali telan. Isi perut mangsa yang
berupa tumbuhan biasanya dibiarkan tak disentuh. Air liur yang kemerahan dan
keluar dalam jumlah banyak amat membantu komodo dalam menelan mangsanya. Meski
demikian, proses menelan tetap memakan waktu yang panjang; 15–20 menit
diperlukan untuk menelan seekor kambing. Komodo terkadang berusaha mempercepat
proses menelan itu dengan menekankan daging bangkai mangsanya ke sebatang
pohon, agar karkas itu bisa masuk melewati kerongkongannya. Dan kadang-kadang
pula upaya menekan itu begitu keras sehingga pohon itu menjadi rebah Untuk
menghindari agar tak tercekik ketika menelan, komodo bernafas melalui sebuah
saluran kecil di bawah lidah, yang berhubungan langsung dengan paru-parunya
Rahangnya yang dapat dikembangkan dengan leluasa, tengkoraknya yang lentur, dan
lambungnya yang dapat melar luar biasa memungkinkan komodo menyantap mangsa
yang besar, hingga sebesar 80% bobot tubuhnya sendiri dalam satu kali makan.
Setelah makan, komodo menyeret tubuhnya yang kekenyangan mencari sinar matahari
untuk berjemur dan mempercepat proses pencernaan. Kalau tidak, makanan itu
dapat membusuk dalam perutnya dan meracuni tubuhnya sendiri. Dikarenakan
metabolismenya yang lamban, komodo besar dapat bertahan dengan hanya makan 12
kali setahun atau kira-kira sekali sebulan. Setelah daging mangsanya tercerna,
komodo memuntahkan sisa-sisa tanduk, rambut dan gigi mangsanya, dalam
gumpalan-gumpalan bercampur dengan lendir berbau busuk, gumpalan mana dikenal
sebagai gastric pellet. Setelah itu komodo menyapukan wajahnya ke tanah
atau ke semak-semak untuk membersihkan sisa-sisa lendir yang masih menempel;
perilaku yang menimbulkan dugaan bahwa komodo, sebagaimana halnya manusia,
tidak menyukai bau ludahnya sendiri. Dalam kumpulan, komodo yang berukuran
paling besar biasanya makan lebih dahulu, diikuti yang berukuran lebih kecil
menurut hirarki Jantan terbesar menunjukkan dominasinya melalui bahasa tubuh
dan desisannya; yang disambut dengan bahasa yang sama oleh jantan-jantan lain
yang lebih kecil untuk memperlihatkan pengakuannya atas kekuasaan itu.
Komodo-komodo yang berukuran sama mungkin akan berkelahi mengadu kekuatan,
dengan cara semacam gulat biawak, hingga salah satunya mengaku kalah dan
mundur; meskipun adakalanya yang kalah dapat terbunuh dalam perkelahian dan
dimangsa oleh si pemenang. Mangsa biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka
avertebrata, reptil lain (termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil burung
dan telurnya, mamalia kecil, monyet,babi, kambing,rusa,kuda dan kerbau. Komodo
muda memangsa serannnga, telur, cecak, dan mamalia kecil. Kadang-kadang komodo
juga memangsa manusia dan mayat yang digali dari lubang makam yang dangkal.
Kebiasaan ini menyebabkan penduduk pulau Komodo menghindari tanah berpasir dan
memilih mengubur jenazah di tanah liat, serta menutupi atasnya dengan batu-batu
agar tak dapat digali komodo. Ada pula yang menduga bahwa komodo berevolusi
untuk memangsa gajah kerdil stegodon yang pernah hidup di flores Komodo juga
pernah teramati ketika mengejutkan dan menakuti rusa-rusa betina yang tengah
hamil, dengan harapan agar keguguran dan bangkai janinnya dapat dimangsa; suatu
perilaku yang juga didapati pada predator besar di Afrika.
G.
Makanan Komodo
Mangsa utama bagi komodo besar adalah rusa Timor (Cervus
timorensis), yang cukup sering diselingi dengan memangsa kerbau liar (Buballus
bubalis) dan babi hutan (Sus scrofa). Kadang-kadang mereka juga
memangsa penyu hijau (Chelonia mydas), kuda liar (Equus cabalus),
monyet ekor panjang (Macacca fascicularis), dll. Komodo dengan ukuran
yang lebih kecil akan turut makan hasil tangkapan komodo besar jika komodo
besar telah selesai makan atau mereka berusaha mencurinya meskipun sering
diusir komodo besar. Demkian juga dengan anak komodo, sehingga terlihat adanya
semacam hirarki dalam perilaku makan tersebut. Anak komodo juga memangsa tikus
(Komodomys rintjanus), kadal, tokek (Gekko gecko), ular (termasuk
cobra/Naja naja), burung beserta telurnya, and serangga. Oleh karena
jaring-jaring makanan yang kompleks ini, agar dapat mengkonservasi komodo
dengan sukses, maka kita perlu juga mengkonservasi dan mengelola habitatnya,
termasuk di dalamnya semua mangsa tersebut, baik bagi komodo besar maupun bagi
anak dan bayi komodo.
H.
Reproduksi Komodo
Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan September. Selama periode ini,
komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara
"bergulat" dengan jantan lainnya sambil berdiri di atas kaki
belakangnya. Komodo yang kalah akan terjatuh dan "terkunci" ke tanah.
Kedua komodo jantan itu dapat muntah atau buang air besar ketika bersiap untuk
bertempur. Pemenang pertarungan akan menjentikkan lidah panjangnya pada tubuh
si betina untuk melihat penerimaan sang betina. Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan.
Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama bersetubuh
agar tidak terluka. Perilaku lain yang diperlihatkan selama proses ini adalah
jantan menggosokkan dagu mereka pada si betina, garukan keras di atas punggung
dan menjilat. Kopulasi terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina.
Betina akan
meletakkan telurnya di lubang tanah, mengorek tebing bukit atau gundukan sarang
burung gosong berkaki-jingga yang telah ditinggalkan. Komodo lebih suka menyimpan
telur-telurnya di sarang yang telah ditinggalkan. Sebuah sarang komodo
rata-rata berisi 20 telur yang akan menetas setelah 7–8 bulan. Betina berbaring
di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas di
sekitar bulan April, pada akhir
musim hujan ketika terdapat sangat banyak serangga.
Proses penetasan
adalah usaha melelahkan untuk anak komodo, yang keluar dari cangkang telur
setelah menyobeknya dengan gigi telur yang akan tanggal setelah pekerjaan berat ini
selesai. Setelah berhasil menyobek kulit telur, bayi komodo dapat berbaring di
cangkang telur mereka untuk beberapa jam sebelum memulai menggali keluar sarang
mereka. Ketika menetas, bayi-bayi ini tak
seberapa berdaya dan dapat dimangsa oleh predator.
seberapa berdaya dan dapat dimangsa oleh predator.
Pada gambar ini, ekor dan cakar komodo dapat terlihat
jelas.
Komodo muda menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon, tempat
mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa yang kanibal,
yang sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda yang berhasil
diburu. Komodo membutuhkan tiga sampai lima tahun untuk menjadi dewasa, dan
dapat hidup lebih dari 50 tahun.
Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat beberapa contoh kasus
komodo betina menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies reptil lainnya
seperti pada Cnemidophorus
Komodo yang
tidur. Perhatikan kukunya yang besar. Kukunya digunakan untuk
Bertempur
dan makan.
Ø Partenogenesis
Bayi Komodo partenogenetik di Kebun Binatang Chester, Inggris.
Seekor komodo di
Kebun Binatang London, telah bertelur pada awal tahun 2006 setelah dipisah dari jantan selama lebih dari dua
tahun. Ilmuwan pada awalnya mengira bahwa komodo ini dapat menyimpan sperma beberapa
lama hasil dari perkawinan dengan komodo jantan di waktu sebelumnya, suatu
adaptasi yang dikenal dengan istilah superfekundasiPada tanggal 20 Desember 2006,
dilaporkan bahwa Flora, komodo yang hidup di Kebun Binatang Chester, Inggris adalah komodo kedua yang diketahui menghasilkan telur tanpa fertilisasi (pembuahan dari perkawinan): ia mengeluarkan 11 telur, dan 7 di antaranya
berhasil menetas. Peneliti dari Universitas Liverpool di Inggris utara melakukan tes genetika pada tiga
telur yang gagal menetas setelah dipindah ke inkubator, dan terbukti bahwa
Flora tidak memiliki kontak fisik dengan komodo jantan. Setelah temuan yang
mengejutkan ini, pengujian lalu dilakukan terhadap telur-telur Sungai dan
mendapatkan bahwa telur-telur itupun dihasilkan tanpa pembuahan dari luar.
Bayi Komodo partenogenetik di Kebun Binatang Chester,
Inggris.
Komodo memiliki sistem
penentuan seks kromosomal ZW, bukan sistem penentuan seks XY. Keturunan Flora yang berkelamin jantan, menunjukkan
terjadinya beberapa hal. Yalah bahwa telur Flora yang tidak dibuahi bersifat haploid pada mulanya dan kemudian menggandakan kromosomnya sendiri menjadi diploid; dan bahwa ia tidak menghasilkan telur diploid, sebagaimana bisa terjadi
jika salah satu proses pembelahan-reduksi meiosis pada ovariumnya gagal. Ketika komodo betina (memiliki kromosom seks ZW) menghasilkan anak
dengan cara ini, ia mewariskan hanya salah satu dari pasangan-pasangan kromosom
yang dipunyainya, termasuk satu dari dua kromosom seksnya. Satu set kromosom
tunggal ini kemudian diduplikasi dalam telur, yang berkembang secara
partenogenetika. Telur yang menerima kromosom Z akan menjadi ZZ (jantan); dan
yang menerima kromosom W akan menjadi WW dan gagal untuk berkembang.
Diduga bahwa adaptasi reproduktif semacam ini
memungkinkan seekor hewan betina memasuki sebuah relung ekologi yang terisolasi (seperti halnya pulau) dan dengan cara partenogenesis
kemudian menghasilkan keturunan jantan. Melalui perkawinan dengan anaknya itu
di saat yang berikutnya hewan-hewan ini dapat membentuk populasi yang
bereproduksi se Meskipun adaptasi ini bersifat menguntungkan, kebun binatang
perlu waspada kerena partenogenesis mungkin dapat mengurangi keragaman
genetika.
Pada 31 Januari 2008, Kebun Binatang Sedgwick County
di Wichita,Kansas menjadi
kebun binatang yang pertama kali mendokumentasi partenogenesis pada komodo di
Amerika. Kebun binatang ini memiliki dua komodo betina dewasa, yang salah satu
di antaranya menghasilkan 17 butir telur pada 19-20 Mei 2007. Hanya dua telur
yang diinkubasi dan ditetaskan karena persoalan ketersediaan ruang; yang
pertama menetas pada 31 Januari 2008, diikuti oleh yang kedua pada 1 Februari.
Kedua anak komodo itu berkelamin jantan.
KESIMPULAN
Reptil adalah kelompok vertebrata menarik dengan salah
satu sejarah terpanjang dari setiap makhluk hidup di Bumi. Pertama muncul lebih
dari 300 juta tahun yang lalu, reptil diyakini telah turun dari amfibi dan
selama evolusi mereka, telah menghasilkan banyak keturunan yang unik. Reptil
merupakan hewan Vebrata yang berarti memiliki ruas-ruas tulang belakang.
Semua reptil berdarah dingin, dengan kulit ditutupi
oleh sisik daripada rambut atau bulu, dan sebagian besar bertelur walaupun ada
spesies tertentu yang melahirkan.
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis),
adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca,
Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara.Biawak ini oleh penduduk
asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Ciri-ciri Komodo : Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan
tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5
cm, yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah
karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini
tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang
ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah
yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada
komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata,
sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan
kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna
kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
DAFTAR PUSTAKA
v Kurniati, Tuti.
2012. Zoologi Vertebrata, Bandung: HMPB
Painting
v Richaerd et
al.Collage Zoologi. Macmillan Publishing Co.Inc. New York.
v Storer at. Al.
(1978). General Zoology. Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd. New Delhi
v Ville. Walker.
Barnes. 1984. General Zoology. CBS Collage Publishing
v Young, JZ.
1981. Life of Vertebrate. Clarendon Press. Oxford.
v http://endah26.wordpress.com/2011/06/07/ciri-ciri-komodo/
v http://irfanfahmi59.blogspot.com/2010/12/pengertian-reptil.htm
mantep deh makasih nih atas data datanya...
BalasHapusmakasi ya
BalasHapusKak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttps://www.evernote.com/shard/s439/sh/3be36582-2b11-46a3-b188-ac162de9ee82/21cff063a68347358105c0128d737b03
.
kak gambarnya ko ga pada muncul ya
BalasHapusPendant - Titanium Trim Hair Cutter | TITANIAN ART
BalasHapusThe titanium necklace mens TITIAN titanium gr 2 ART OF TOMATO-TREE HABANERO RUTEN titanium automatic watch MALAYS mokume gane titanium T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T ford ecosport titanium
x951e6kxmji303 sex dolls,wholesale sex dolls,realistic dildos,couples sexy toys,double dildos,sex chair,cheap sex toys,dildos,dildos l792e5fleso610
BalasHapus